Kesempurnaan wajah dalam bayangan imajinasi klasik begitu maya
Kenangan demi kenangan menarik senyum
Cerita demi cerita menuntun jemari untuk menulis
Angin kelam membawa kabar bahwa ada tawa di sudut
DUA BUAH BOTOL BIR yg tertidur kaku di almari mengingatkan pada kepalsuan
Bibir terdecak sedikit, lagi-lagi mengingat pada penghianatan
Suatu teknologi canggih, penuh dengan kisah
SEBUAH TEMPAT BERMALAM mengerutkan kening
Pintu terketuk, mama menggenggam SEBUNGKUS COKLAT MANIS BERBENTUK HATI yg tercekik pita merah
Mama tahu hampir semuanya
Melirik, kembali menyorot lembaran-lembaran yg pernah diambil dalam hidup
Tapi, sama sekali samar
Kenangan itu memang hanya untuk dipahami
Menoleh kembali
Rindu yg tak tertahan memuntahkan rasa gengsi
"Halo, apa kabaaaaar?"
2 menit 48 detik, tapi tak sepatah kata pun yg berarti rindu dilantunkan
Ya, memang hanya ingin mendengar logat
Hati jelas berdenyut, stabil tetapi sedikit lebih kencang
Denyutan ke SEPULUH menyadarkanku
Hanya rindu, bukan lainnya
--Vemyta Saskia Thursday, July 9, 2009 at 2:39pm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar